Anonymous

Lembaga sosial ini terlahir dari kesadaran penuh akan tanggung jawab moral untuk mensejahterakan ummat.

. © 2025

LARANGAN VALENTINE BAGI UMMAT ISLAM






Hari Valentine, secara oral, sudah ditetapkan sebagai ‘Hari Kasih Sayang’. Pada tanggal-tanggal menjelang hari H (tanggal 14 Februari), mall-mall dan pusat pertokoan di kota-kota besar, akan dijumpai pernak-pernik dengan warna dominan pink. Beberapa pasangan muda-mudi berboncengan pada malam harinya.Banyak yang menjadikan hari ini sebagai hari yang mereka peruntukkan bagi kekasihnya.

Hari Valentine disuguhkan dengan mitos ‘perjuangan cinta’ di masa lampau, yaitu tentang Santo Valentinus. Dikisahkan pada zaman Kekaisaran Romawi, raja mempunyai ide untuk tidak menikahkan prajurit, karena pernikahan akan mempengaruhi kualitas tempur prajurit mereka. Tetapi muncul pendeta Valentinus, yang menikahkan beberapa pasangan, sehingga melanggar aturan raja (Claudius II), lalu ia dihukum penggal kepala. Kisah ini paling banyak diungkit, meski tidak banyak diketahui secara detail siapakah Valentinus, dan seberapa benarkah cerita demikian.

Versi demikian adalah salah satu versi.Banyak yang meyakini, versi ini sengaja ‘dikasih warna Kristen.Versi lainnya menyatakan bahwa Hari Valentine sudah diperingati jauh-jauh hari sebelumnya di Romawi.Penduduk Romawi memperingati tanggal 15 Februari sebagai Hari Lupercalia, dewa kesuburan.2 hari sebelum mencapai puncaknya (15 Februari) terlebih dahulu mereka mempersembahkan ritual bagi Dewi Juno Februata, Dewi Cinta.2 hari ini (tanggal 13 dan 14 Februari), mereka harus berkumpul untuk mengundi siapa gadis dalam kotak, dan mengambil undian secara acak.Setelah mengambil undian, mereka mengambil gadis yang disebutkan namanya berdasarkan undian, lalu bersenang-senang dengan pemuda yang telah mengundinya.

Banyak kepentingan, kenapa hari tersebut sengaja ‘dipatenkan’ pada zaman modern ini.Satu sisi, banyak orang yang menyukai kemeriahan. Di sisi lainnya, banyak pengusaha yang mengambil keuntungan bisnis dari pengusaha produsen (pencipta pernak-pernik), jasa (penyelenggaraan event-event valentine’s day), distributor (toko-toko/mall penyedia pernak-pernik), sampai media massa (sebagai bahan berita menarik). Sedangkan seorang tokoh agama Kristen (Santo Valentinus), entah sebagai nama fiktif atau bukan, dihormati sebagai ‘pejuang cinta’. 

Banyak orang yang berusaha mencari letak kehalalan Hari Valentine ini dengan mengqiyaskan (membandingkan) teknologi, yang keduanya sama-sama berasal dari Barat.Keduanya jelas berbeda. Teknologi adalah alat (cara) untuk memudahkan sesuatu, sedangkan Valentine adalah kultur yang memuat pandangan hidup yang bertentangan dengan Islam.

Firman Allah: "Janganlah kamu mengikuti sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentangnya. Sesungguhnya, pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya akan dimintai pertanggungjawabannya". (QS. Al Isra': 36).

Penolakan Islam terhadap Valentine adalah sistem nilai yang termuat di dalamnya, selain juga latar belakang sejarah Hari Valentine itu sendiri. Dalam Islam, tidak diperbolehkan untuk membangun sistem pergaulan bebas antara pria dan wanita. Islam mengatur bagaimana pria berinteraksi dengan perempuan, terutama dengan non muhrim.Sehingga Khalwat (berduaan) dengan perempuan, sebagaimana sering ditemukan oleh muda-mudi yang merayakan Hari Valentine ini, dilarang oleh agama.

Firman Allah: :"Dan janganlah kamu mendekati zina. Sesungguhnya zina itu adalah perbuatan keji dan seburuk-buruk jalan". (QS. Al Isra': 32). 

Banyak ungkapan ‘cinta’ ditujukan secara tulus kepada pasangannya, tetapi banyak cerita seorang perempuan yang hamil ditinggal pergi oleh sang pacar, yang sebelumnya ia yakini benar-benar menunjukkan cinta sejati kepada dirinya. 

Islam adalah agama yang berisi muatan kandungan ajaran yang bertujuan menempatkan manusia pada posisi sebaik-baiknya.Sebagai makhluk yang dekat kepada Robb-Nya, sekaligus dapat berinteraksi secara berimbang dengan kehidupan sosialnya.
Category

Tidak ada komentar:

Leave a Reply