FADHILAH BULAN ROBIUTS TSANI
Robiul Akhir merupakan seperempat
kedua dari kalender hijriyah, oleh karena itu selain disebut dengan Robiul
akhir juga disebut dengan bulan Robi’uts Tsani. Bulan ini adalah bulan keempat
dari system penanggalan Hijriyah, sesudah Robiul Awwal dan sebelum memasuki
bulan Jumadil Awwal. Terdapat beberapa peristiwa penting di Bulan ini.
Salah satunya adalah Percobaan pembunuhan terhadap Nabi
Muhammad dengan menggunakan batu yang dilakukan oleh sekelompok dari Bani
Nadzir di Kota Madinah. Peristiwa ini terjadi di bulan RObiul AKhir di tahun
ketiga HIjriyah. Selain itu terdapat
banyak peristiwa di masa ini diantaranya yaitu
perang Najran(pengusiran bani Nadzir), perang Al Ghabah(disebut Al
Ghobah karena penyerangan oleh Unaynah bin Hizn Al Farisi orang Ghatafan
terhadap unta-unta milik nabi di Al Ghabah. Perang ini juga disebut perang Dzi
Qarad, terjadi pada 6H ), perang al Ghamar(untuk menyerang kabilah Bani Asad
yang dipimpin oleh Ukkashah bin Mishan)
Demikian beberapa peristiwa yang
terjadi pada bulan Robiul Akhir. Adapun dalam banyak sumber mengatakan bahwa
wafatnya Abu Bakar Ash Shiddiq serta wafatnya Imam Al Ghazali adalah pada Bulan
Rabiul Akhir adalah salah. Karena dari sumber yang lebih terpercaya, wafat
kedua tokoh tersebut adalah pada Jumadil Akhir.
Bulan banyak sekali terjadi perang. Sampai Asbabun
Nuzul diturunkannya Al Hasyr adalah karena penghianatan yang memicu perang,
Mulai dari masa Rasulullah sampai peristiwa setelah Rasulullah wafat. Sehingga
pada bulan ini hendaknya kita memperbanyak diri dalam mengingat Allah dan
meningkatkan ketakwaan serta menjadi pribadi yang mencintai kedamaian.
Keutamaan bulan Robiul Akhir ini
adalah mengingatkan kita pada peristiwa-peristiwa perang sehingga membantu kita
meningkatkan rasa cinta pada sesama. Untuk itu, keutamaan yang harus kita
kerjakan pada bulan ini adalah:
1. Melaksanakan perintah yang wajib
dengan lebih giat
Seperti dalam firman Allah surat Ar
Ro’du ayat 11:
“Allah tidak akan merubah suatu
kaum kecuali kaum itu merubah dirinya sendiri.”
Maksudnya adalah bahwa mningkatkan
diri dalam melaksanakan perintah wajib seperti shalat
wajib, puasa Ramadhan, Zakat dalam islam, dan lainnya adalah datang dari
diri sendiri. Untuk diri sendiri yaitu memenuhi kuwajiban serta menjauhkan diri
dari kufur. “sesungguhnya solat menjauhkan dari kufur”(al hadits)
2. Memperbanyak shodaqoh
Karena dalam bulan ini banyak
terjadi perang dan mengingatkan kita tentang perang, maka sebaiknya kita mulai
membangun rasa cinta kepada sesama dengan meningkatkan shodaqoh amal jariyah kita. Adapun shodaqoh sebaiknya kita
berikan kepada Fakir Miskin, anak Yatim, orang yang berjuang di Jalan Allah,
orang yang terlilit hutang, dan orang yang sedang bepergian. Selain itu kita
juga dapat menyumbangkan sebagian harta kita untuk Jariyah.
Jariyah adalah ibadah yang pahalanya
akan terus mengalis meskipun kita telah mati seperti memberikannya pada Masjid,
Sekolah berbasis Islam, Musholla, Tempat pengajian dan lain-lain. Sehingga
ketika tempat-tempat tersebut masih dipergunakan untuk solat, kajian, menuntut
ilmu, maka pahala dari jariyah kita tidak akan putus meskipun kita telah mati.
3. Perbanyak melaksanakan solat
Berjamaah
Solat berjamaah selain memiliki keutamaan sholat berjama’ah menambah pahala kita
dua puluh tujuh derajat juga membuat kita lebih sering bersosial. solat
berjamaah juga meningkatkan rasa solisaritas kita terhadap sesama muslim.
Seorang Ulama pernah berkata bahwa Kaum Yahudi sangat mengetahui kehancuran
Islam adalah ketika sedikitnya muslim yang berjamaah solat subuh. Dan Masya
Allah, jamaah solat subuh pun dikebanyakan tempat memang semakin berkurang tiap
tahunnya.
4. Memperbanyak membaca doa tolak
balak
Doa ini dimaksudkan untuk
menghindari diri dari balak atau musibah. Doa ini berbunyi:
“Allahumma Ya Kaafiyal Bala’,
Ikfinal Bala’, Qobla nuzulihi minas sama’ Yaaa Allah.”
Atau doa ini:
“Allahumma idfa’ anna Al
gholaa’a, wal balaa’a, wal wabaa’a, wal fakhsyaa’a, wal munkara, was suyufal
mukhtalifata, wasy sydaaida wal mikhana ma dhoharo minha wama bathona min
baladina haadza khoshotan wa min baldani muslimiina Amatan innaka Ala kulli
syai’in Qodiir.”
Artinya:
“Ya Allah, hindarkanlah dari kami
kekurangan pangan, cobaan-cobaan hidup, penyakit-penyakit wabah, perbuatan keji
dan mungkar, ancaman-ancaman yang beraneka ragam, paceklik-paceklik dan segala
ujian, yang lahir maupun yang bathin, di negri kami pada khususnya, dan umumnya
di negri orang-orang muslim, karena sesungguhnya Engkau Mahakuasa atas segala
sesuatu.”
5. Meningkatkan ketakwaan kepada
Allah
Takwa yang dimaksud adalah
melaksanakan perintahNya dan menjauhi laranganNya. Memjauhi larangan Allah lah
yang terasa sulit jika kita tidak terbiasa melakukannya seperti menghindari zina dalam islam. Makanya, ada bermcam-macam
manusia. yang pertama manusia yang melaksanakan perintahNya dan tidak menjauhi
laranganNya, yang tidak melaksanakan perintah dan tidak menjauhi laranganNya,
dan yang melaksanakan perintah dan menjauhi larangan sangat jarang sekali.
Tidak ada komentar: